REMAJA

01.33 0 Comments

KENAKALAN REMAJA , BENTUK,
PENYEBAB DAN CARA MENGATASINYA

A. PENDAHULUAN
Dunia pendidikan dewasa ini menghadapi berbagai masalah yang sangat komplek yang perlu mendapatkan perhatian. Masalah-masalah tersebut antara lain kurikulum yang berubah-ubah sehingga sekolah kurang siap dalam melaksanakan, keadaan guru yang kurang memenuhi syarat dari segi tingkat pendidikan, fasilitas sekolah yang tidak lengkap maupun masalah kesiswaan yang menyebabkan menurunnya tata krama sosial dan etika moral dalam praktek kehidupan sekolah yang mengakibatkan sejumlah ekses negatif yang amat merisaukan masyarakat. Ekses tersebut antara lain semakin maraknya berbagai penyimpangan norma kehidupan agama dan sosial kemasyarakatan yang terwujud dalam bentuk kenakalan siswa di sekolah seperti dibawah ini.
1. Kurang hormat kepada guru dan karyawan. Perilaku ini tampak dalam hubungan siswa dengan guru atau karyawan di mana siswa sering acuh tak acuh terhadap keberadaan guru dan karyawan sekolah.
2. Kurang disiplin terhadap waktu dan tidak mengindahkan peraturan. Siswa masih sering terlambat masuk kelas, membolos, tidak memakai seragam dengan lengkap, dan menggunakan model baju yang tidak sesuai ketentuan sekolah dan membawa senjata tajam.
3. Kurang memelihara keindahan dan kebersihan lingkungan. Perilaku ini tampak dengan adanya perbuatan mencorat-coret dinding sekolah atau kelas, merusak tanaman, dan membuang sampah seenaknya.
4. Perkelahian antar pelajar, sering terjadi perkelahian antar siswa satu sekolah bahkan perkelahian antar sekolah.
5. Merokok di sekolah pada jam istirahat.
6. Berbuat asusila, seperti adanya siswa putra yang mengganggu siswa putri dan melakukan perbuatan asusila di lingkungan sekolah.
Di samping itu kenakalan siswa dewasa ini cenderung pada kategori tindakan kriminal. Hal ini terbukti dengan adanya tindakan siswa antara lain pencurian, penyalahgunaan obat terlarang, dan pembunuhan yang secara umum disebut sebagai kejahatan siswa.
Masalah ini bila tidak segera diatasi akan semakin mengancam kehidupan generasi bangsa khususnya dan tata kehidupan sosial masyarakat pada umumnya. GBHN tahun 1999 mengamanatkan kepada masyarakat (sekolah) untuk memberlakukan pendidikan budi pekerti sebagai pelajaran wajib diberikan dalam kehidupan siswa dan warga sekolah. Hal ini dapat dipahami, karena salah satu misi pendidikan adalah bagaimana melindungi, melestarikan dan mengembangkan budaya bangsa dan budi pekerti yang luhur dalam tata kehidupan sekolah.
Ditinjau dari usia remaja, usia tersebut merupakan usia sekolah bagi anak. Di lingkungan sekolah posisi remaja adalah sebagai siswa, jadi kenakalan remaja yang dilakukan oleh peserta didik dapat disebut sebagai kenakalan siswa. Dari pengertian ini dapat disimpulkan kenakalan siswa adalah penyimpangan perilaku siswa yang berakibat siswa melanggar aturan, tata tertib, dan norma kehidupan di sekolah dan masyarakat.
Telah disebutkan di atas kenakalan siswa saat ini sudah cenderung pada perbuatan kriminal yang cukup meresahkan masyarakat. Di sekolah kenakalan siswa menjadi tanggung jawab sekolah dalam mengelolanya. Hal ini dimaksudkan untuk membantu siswa dalam mencapai keberhasilannya. Mengingat semakin kompleknya permasalahan yang timbul akibat kenakalan siswa, dalam pemecahannya sekolah perlu melibatkan instansi-instansi terkait seperti lembaga swadaya masyarakat, kepolisian dan dinas-dinas terkai, upaya ini dimaksudkan untuk mendapatkan pemecahan masalah yang optimal.
B. PEMBAHASAN
1. Karakteristik Remaja
Manusia adalah mahluk yang paling sempurna, bila dibandingkan dengan mahluk-mahluk yang lain. Manusia memiliki kelebihan-kelebihan dalam segi cipta, rasa, karsa, estetika, social dan susila serta hal yang lain. Dalam kehidupannya manusia mengalami suatu perkembangan dan pertumbuhan. Menurut Kartini Kartono (1986 : 29 ) yang dimaksud dengan perkembangan yaitu : Perkembangan merupakan perubahan-perubahan psikofisis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi phisikhis dan fisis dari anak, yang ditunjang oleh faktor lingkungan dan proses belajar dalam passage waktu tertentu menuju kedewasaan. Menurut ahli yang sama ( 1986 : 33 ) yang dimaksud dengan pertumbuhan yaitu perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik, yang berlangsung secara normal pada diri anak-anak yang sehat, dalam peredaran waktu tertentu.
Menurut Abin Syamsudin (2000:130) menuliskan batasan remaja awal berkisar antara 11-13 tahun sampai 14-15 tahun. Dari batasan usia remaja awal tersebut, usia remaja awal merupakan usia sekolah tingkat SMP.
Conger dalam Abin Syamsudin (2000:132), memberikan penafsiran sebagai ciri dari remaja sebagai suatu masa yang amat kritis yang mungkin dapat merupakan tipe of time and the worst of time. Kalau individu mampu mengatasi berbagai tuntutan yang dihadapinya secara integratif, ia akan menemukan identitasnya yang akan dibawa menjelang masa dewasanya. Sebaliknya, kalau gagal ia akan berada pada kritis identitas yang berkepanjangan.
Menurut Zakiah Daradjat (1992:28) yang dimaksud dengan masa remaja yaitu: Satu tingkat umur, di mana anak-anak tidak anak-anak lagi, akan tetapi belum bisa dipandang dewasa. Jadi remaja adalah umur yang belum dapat menjembatani antara anak-anak dan umur dewasa. Remaja adalah usia dimana seorang anak mengalami masa transisi atau masa peralihan dalam mencari identitas diri. Masa peralihan yang dimaksudkan disini adalah peralihan dari masa kanak-kanak menuju ke masa dewasa atau merupakan perpanjangan dari masa kanak-kanak sebelum mencapai masa dewasa. Karenanya pada masa ini seakan-akan remaja berpijak antara dua kutub yaitu kutub yang lama (masa anak-anak) yang akan ditinggalkan dan kutub yang baru (masa dewasa) yang masih akan dimasuki. Dengan keadaan yang belum pasti inilah remaja sering menimbulkan masalah bagi dirinya dan pada masyarakat sekitarnya, sebab pribadinya belum stabil dan matang.
Abin Syamsudin (2000:133) menyebutkan ciri-ciri umum remaja awal dilihat dari beberapa aspek, meliputi :
1) Dari aspek perilaku sosial, moralitas dan religius meliputi :
a) diawali dengan kecenderungan ambivalensi keinginan menyendiri dan keinginan
bergaul dengan banyak teman tetapi bersifat temporer;
b) adanya kebergantungan yang kuat kepada kelompok sebaya disertai semangat konformitas yang tinggi;
c) adanya ambivalensi antara keinginan bebas dari dominasipengaruh orang tua dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan dari orang tua;
d) dengan sikap dan cara berfikirnya yang kritis mulai menguji kaidah-kaidah atau sistem nilai etis dengan kenyataannya dalam perilaku sehari0hari oleh para pendukungnya (orang dewasa);
e) mengidentifikasi dirinya dengan tokoh-tokoh moralitas yang dipandang tepat dengan tipe idolanya;
f) mengenai keberadaan dan sifat kemurahan dan keadilan Tuhan mulai dipertanyakan secara kritis dan spektis;
g) penghayatan kehidupan keagamaan sehari-hari dilakukan mungkin didasarkan pertimbangan asanya semacam tuntutan yang memaksa dari luar dirinya; dan
h) masih mencari dan mencoba menemukan pegangan hidup.
2) Dari aspek afektif, kognitif dan kepribadian meliputi :
a) lima kebutuhan dasar (fisik, rasa aman, afiliasi sosial, penghargaan, perwujudan diri) mulai menunjukkan arah kecenderungan-kecenderungan;
b) reaksi, reaksi dan ekspresi emosinya masih labil dan belum terkendali seperti pernyataan marah, gembira atau kesedihannya mungkin masih dapat berubah-ubah silih berganti dalam tempo yang cepat;
c) kecenderungan-kecenderungan arah sikap mulai tampak (teoritis, ekonomis, estetis, politis, sosial dan religius) meskipun masih dalam taraf eksplorasi dan coba-coba; dan
d) merupakan masa kritis dalam rangka menghadapi kritis identitasnya yang sangat dipengaruhi oleh kondisi psikososialnya yang akan membentuk kepribadiannya.
Dengan karakter seperti di atas siswa yang tergolong usia remaja apabila tidak mendapatkan bimbingan yang baik mudah terjerumus pada perbuatan yang merugikan dirinya sendiri atau terjerumus dalam kenakalan remaja (siswa). Secara umum jika siswa tidak dapat berkembang dengan baik sesuai dengan kebutuhannya akan menimbulkan perilaku menyimpang yang kita kenal dengan kenakalan remaja.
2. Kenakalan Remaja
Setiap masyarakat di manapun mereka berada pasti mengalami perubahan, perubahan itu terjadi akibat adanya interaksi antar manusia. Perubahan sosial tidak dapat dielakkan lagi, berkat adanya kemajuan ilmu dan teknologi membawa banyak perubahan antara lain perubahan norma, nilai, tingkah laku dan pola-pola tingkah laku baik individu maupun kelompok (Tjipto Subadi 2009: 21)
Pada dasarnya kenakalan remaja menunjuk pada suatu bentuk perilaku remaja yang tidak sesuai dengan norma-norma yang hidup di dalam masyarakatnya. Kartini Kartono (2003 : 6-7 ) secara tegas dan jelas memberikan batasan kenakalan remaja merupakan gejala sakit secara sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh bentuk pengabaian sosial, sehingga mereka itu mengembangkan bentuk tingkah laku yan menyimpang. Perilaku anak-anak ini menunjukkan kurang atau tidak adanya konformitas terhadap norma-norma sosial. Dalam Bakolak Inpres no : 6/1997 buku pedoman 8, dikatakan bahwa kenakalan remaja adalah kelainan tingkah laku/tindak remaja yang bersifat anti sosial, melanggat norma sosial, agama serta ketentuan hukum yang berlaku di masyarakat.
Fuad Hasan dalam Sudarsono (1999) merumuskan definisi Delinquency sebagai perilaku anti sosial yang dilakukan oleh anak remaja yang bila mana dilakukan oleh orang dewasa dikualifikasikan sebagai tindak kejahatan.
Keputusan Menteri Sosial (Kepmensos RI No. 23/HUK/1996) menyebutkan anak nakal adalah anak yang berperilaku menyimpang dari norma-norma sosial, moral dan agama, merugikan keselamatan dirinya, mengganggu dan meresahkan ketenteraman dan ketertiban masyarakat serta kehidupan keluarga dan atau masyarakat.
Singgih D. Gunarso (1988 : 19) mengatakan dari segi hukum kenakalan remaja digolongkan dalam dua kelompok yang berkaitan dengan norma-norma hukum yaitu : (1) kenakalan yang bersifat amoral dan sosial serta tidak diantar dalam undang-undang sehingga tidak dapat atau sulit digolongkan sebagai pelanggaran hukum; (2) kenakalan yang bersifat melanggar hukum dengan penyelesaian sesuai dengan undang-undang dan hukum yang berlaku sama dengan perbuatan melanggar hukum bila dilakukan orang dewasa.
Tentang normal tidaknya perilaku kenakalan atau perilaku menyimpang, pernah dijelaskan dalam pemikiran Emine Durkheim (dalam Soerjono Soekanto, 1985:73) Bahwa perilaku menyimpang atau jahat kalau dalam batas-batas tertentu dianggap sebagai fakta sosial yang normal, dalam bukunya ” Ruler of Sociological Method ” dalam batas-batas tertentu kenakalan adalah normal karena tidak mungkin menghapusnya secara tuntas, dengan demikian perilaku dikatakan normal sejauh perilaku tersebut tidak menimbulkan keresahan dalam masyarakat, perilaku tersebut terjadi dalam batas-batas tertentu dan melihat pada sesuatu perbuatan yang tidak disengaja. Jadi kebalikan dari perilaku yang dianggap normal yaitu perilaku yang nakal/jahat yaitu perilaku yang disengaja meninggalkan keresahan pada masyarakat.
Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan yang dimaksud dengan kenakalan remaja yaitu tindak perbuatan remaja yang melanggar norma-norma agama, sosial, hukum yang berlaku di masyarakat dan tindakan itu bila dilakukan oleh orang dewasa dikategorikan tindak kriminal di mana perbuatannya itu dapat merugikan dirinya sendiri maupun orang lain.
3. Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja
Menurut bentuknya, Sunarwiyati S (1985) membagi kenakalan remaja kedalam tiga tingkatan ; (1) kenakalan biasa, seperti suka berkelahi, suka keluyuran, membolos sekolah, pergi dari rumah tanpa pamit (2) kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan kejahatan seperti mengendarai sepera motor tanpa SIM, mengambil barang orang tua tanpa ijin (3) kenakalan khusus seperti penyalahgunaan narkotika, hubungan seks diluar nikah, pemerkosaan dll.
Sedangkan menurut Sudarsono (1995:13) yang termasuk kenakalan siswa atau remaja meliputi:
a) perbuatan awal pencurian meliputi perbuatan berkata bohong dan tidak jujur;
b) perkelahian antar siswa termasuk juga tawuran antar pelajar;
c) mengganggu teman;
d) memusuhi orang tua dan saudara, meliputi perbuatan berkata kasar dan tidak hormat pada orang tua dan saudara;
e) menghisap ganja, meliputi perbuatan awal dari menghisap ganja yaitu merokok;
f) menonton pornografi; dan
g) corat-coret tembok sekolah
4. Penyebab Kenakalan Remaja
Kenakalan siswa (remaja) yang sering terjadi di dalam sekolah dan masyarakat bukanlah suatu keadaan yang berdiri sendiri (Sudarsono:125-131). Kenakalan remaja tersebut timbul karena adanya beberapa sebab antara lain :
a. Keadaan Keluarga
Keadaan keluarga yang dapat menjadikan sebab timbulnya kenakalan remaja dapat berupa keluarga yang tidak normal (broken home) maupun jumlah anggota keluarga yang kurang menguntungkan. Broken home terutama perceraian atau perpisahan orang tua dapat mempengaruhi perkembangangan anak. Dalam keadaan ini anak frustasi, konflik-konflik psikologis sehingga keadaan ini dapat mendorong anak menjadi nakal.
Keadaan keluarga merupakan salah satu penyebaba kenakalan remaja juga dapat ditimbulkan oleh kebiasaan perilaku orang tua, seperti dikemukankan oleh Papalia, Olds dan Feldman (2001 : 474 ) sebagai berikut, ”Parent cronic deliquent often failed to reinforce good behavior in early childhood and were harsh or inconsaistent, or both, in punishing misbehavior.” Pendapat senada dikemukakan Mustafit Amna (2002 : 2) yang mengatakan faktor keluarga penyebaba kenakalan anak adalah perhatian dan penghayatan dan pengamalan orang tua atau keluarga terhadap agama. Nelson, Rutter, dan Giller dalam Easler dan Medway (2004:74) juga mengatakan. ” …. Antisocial behaviors resulf from socialization processes at home or in peer group.”
b. Keberadaan Pendidikan Formal
Dewasa ini sering terjadi perlakuan guru yang tidak adil, hukuman yang kurang menunjang tercapainya tujuan pendidikan, ancaman dan penerapan disiplin terlalu ketat, disharmonis hubungan siswa dan guru, kurangnya kesibukan belajar di rumah. Proses pendidikan yang kurang menguntungkan bagi perkembangan jiwa anak kerapkali memberikan pengaruh kepada siswa untuk berbuat nakal, sering disebut kenakalan remaja.
Di dalam sekolah terjadi interaksi antara remaja (siswa) dengan sesamanya, juga interaksi antara siswa dengan pendidik, interaksi yang mereka lakukan di sekolah sering menimbulkan akibat sampingan yang negatif. Seperti pendapat Sri Jayantini (2004:3) yang mengatakan sifat anak yang selalu ingin mengungguli temannya dengan cara menekan atau mengancam bila dibiarkan saja, memberikan peluang bagi anak untuk menyelesaikan setiap masalah dengan cara kekerasan.
Anak-anak yang memasuki sekolah tidak semuanya berwatak baik, baik dari kebiasaan anak yang negatif maupun dari faktor keluarga anak (siswa). Dengan keadaan ini akan mudah menimbulkan konflik-konflik psikologis yang dapat menyebabakan anak menjadi nakal. Pengaruh negatif sekolah juga dapat datang dari yang langsung menangani proses pendidikan antara lain : kesulitan ekonomi yang dialami pendidik, pendidik sering tidak masuk, pribadi pendidik yang tidak sesuai dengan jiwa pendidik.
c. Keadaan Masyarakat
Anak remaja (siswa) sebagai anggota masyarakat selalu mendapat pengaruh dari lingkungan masyarakatnya. Pengaruh tersebut adanya beberapa perubahan sosial yang cepat yang ditandai dengan peristiwa yang sering menimbulkan ketegangan seperti persaingan dalam ekonomi, pengangguran, masmedia, dan fasilitas rekreasi.
Pada dasarnya kondisi ekonomi memiliki hubungan erat dengan timbulnya kejahatan. Adanya kekayaan dan kemiskinan mengakibatkan bahaya besar bagi jiwa manusia, sebab kedua hal tersebut mempengaruhi jiwa manusia dalam hidupnya termasuk anak-anak remaja. Anak dari keluarga miskin ada yang memiliki perasaan rendah diri sehingga anak tersebut dapat melakukan perbuatan melawan hukum terhadap orang lain. Seperti pencurian, penupian dan penggelapan. Biasanya hasil yang diperoleh hanya untuk berfoya-foya.
Timbulnya pengangguran yang semakin meningkat di dalam masyarakat terutama anak-anak remaja akan menimbulkan peningkatan kejahatan bahkan timbilnya niat di kalangan remaja untuk berbuat kejahatan. Keadaan ini tentunya dapat mempengaruhi motivasi siswa dalam belajar sehingga kadang jadi tidak bersemangat untuk belajar.
Di kalangan masyarakat sendiri sudah sering terjadi kejahatan seperti pembunuhan, penganiayaan, pemerkosaan, pemerasan, gelandangan, dan pencurian. Bagi anak remaja keinginan berbuat jahat kadang timbul karena bacaan, gambar-gambar dan film. Kebiasaan membaca buku yang tidak baik (misal novel seks), pengaruh tontonan gambar-gambar porno serta tontonan film yang tidak baik dapat mempengaruhi jiwa anak untuk berperilaku negatif. Pendapat ini sejalan dengan pendapat Barak yang ditulis Grochowski (2002:340) yang mengatakan, ”The perception of crime is the product of the Media ”Multiplied” by the ”Additive” effects of the political economy and cultur over time.”
5. Cara Mengatasi Kenakalan Remaja
Untuk menghindari masalah yang akan timbul akibat pergaulan, selain mengarahkan untuk mempunyai teman bergaul yang sesuai, orang tua hendaknya juga memberikan kesibukan dan mempercayakan sebagian tanggung jawab rumah tangga kepada si remaja. Pemberian tanggung jawab ini hendaknya tidak dengan paksaan maupun mengada-ada. Si remaja di beri pengertian yang jelas sekaligus diberikan teladan. Sebab dengan memberikan tanggung jawab dalam rumah akan dapat mengurangi waktu ’ kluyuran ” tidak karuan dan sekaligus dapat melatih anak mengetahui tugas dan kewajiban serta tanggung jawab dalam rumah tangga. Mereka dilatih untuk disiplin serta mampu memecahkan masalah sehari-hari, mereka dididik mandiri.
Orang tua hendaknya membantu memberikan pengarahan masa depan si remaja, mereka diarahkan agar dapat memilih sekolah yang diharapkan serta mengembangkan bakat yang ada, untuk pemilihan study lanjut tidak semata-mata karena keinginan orang tua dan pilihan orang tua. Pemaksaan ini justru akan berakhir dengan kekecewaan, sebab meski ada sebagian anak yang berhasil mengikuti kehendak orang tuanya, tetapi tidak sedikit yang frustasi dan akhirnya tidak ingin bersekolah sama sekali. Mereka malah pergi bersama kawan-kawannya, bersenang-senang tanpa mengenal waktu bahkan mungkin kemudian menjadi salah satu pengguna obat-obat terlarang.
Dengan banyaknya waktu luang yang dimiliki remaja maka tindakan iseng sering dilakukan untuk mengisi waktu luang hal ini dimaksudkan juga untuk menarik perhatian lingkungannya. Perhatian yang diharapakan dapat berasal dari orang tuanya maupun kawan sepermainannya. Celakanya, kawan sebaya sering menganggap iseng berbahaya adalah salah satu bentuk pamer sifat jagoan yang sangat membanggakan. Misalnya, ngebut tanpa lampu di malam hari, mencuri, merusak, minum minuman keras, dan sebagainya.
Oleh karena itu orang tua hendaknya memberikan pengarahan yang berdasarkan cinta kasih bahwa sikap iseng negatif seperti itu akan merugikan dirinya sendiri, orang tua, maupun lingkungannya. Dalam memberikan pengarahan, orang tua hendaknya hanya membatasi keisengan mereka. Jangan terlalu ikut campur dengan urusan remaja. Ada kemungkinan keisengan remaja adalah semacam ”refresing” atas kejenuhannya dengan urusan tugas-tugas sekolah. Dan apabila anak suka berkelahi orang tua bisa mengarahkannya pada satu kelompok kegiatan bela diri.
Dalam memberikan pengarahan dan pengawasan terhadap remaja yang sedang jatuh cinta, orang tua hendaknya bersikap seimbang, seimbang antara pengawasan dengan kebebasan. Semakin muda usia anak, semakin ketat pengawasan yang diberikan tetapi anak harus banyak diberi pengertian agar meraka tidak ketakutan dengan orang tua yang dapat menyebabkan mereka berpacaran dengan sembunyi-sembunyi. Apabila usia makin meningkat, orang tua dapat memberi lebih banyak kebebasan kepada anak. Namun harus tetap dijaga agar mereka tidak salah jalan, menyesali kesalahan yang telah dilakukan sesungguhnya kurang bermanfaat.
Penyelesaian masalah dalam pacaran membutuhkan kerja sama orang tua dengan anak. Apabila orang tua tidak setuju hendaknya diutarakan dengan bijaksana jangan hanya dengan kekuasaan dan kekerasan. Berilah pengertian sebaik-baiknya, bila tidak berhasil, gunakanlah pihak ketiga untuk menengahinya. Hal yang penting disini adalah adanya komunikasi dua arah antara orang tua dan anak. Orang tua hendaknya menjadi sahabat anak Orang tua hendaknya selalu menjalin dan menjaga komunikasi dua arah dengan sebaik-baiknya sehingga anak tidak merasa takut mengutarakan masalahnya kepada orang tua.
Selanjutnya apabila suasana dirumah nyaman, orang tua tidak berlaku otoriter dan anak merasakan kedamaian dan kasih sayang di rumah komunikasi terjalin dengan baik antara orang tua dengan anak, serta penanaman nilai agama diberikan sejak dini maka anak tidak akan berlaku mencari perhatian dan kenyamanan di luar rumah yang bisa mengakibatkan terjerumus pada kenakalan remaja yang lebih parah lagi kalau anak sudah masuk dalam penggunaan obat-obat terlarang serta narkoba.
B. SIMPULAN
Banyaknya masalah yang dihadapi oleh dunia pendidikan yang menimbulkan banyak ekses negatif yang sangat merisaukan masyarakat. Ekses tersebut antara lain makin maraknya berbagai penyimpangan norma kehidupan agama dan sosial masyarakat yang terwujud dalam bentuk kenakalan siswa atau kenakalan remaja.
Yang dimaksud dengan kenakalan remaja yaitu tindak perbuatan remaja yang melanggar norma-norma agama, sosial, hukum yang berlaku di masyarakat di mana perbuatannya itu dapat merugikan dirinya sendiri maupun orang lain, dan tindakan itu bila dilakukan oleh orang dewasa dikategorikan tindak kriminal
Yang termasuk kenakalan siswa atau remaja meliputi:
a) perbuatan awal pencurian meliputi perbuatan berkata bohong dan tidak jujur;
b) perkelahian antar siswa termasuk juga tawuran antar pelajar;
c) mengganggu teman;
d) memusuhi orang tua dan saudara, meliputi perbuatan berkata kasar dan tidak hormat pada orang tua dan saudara;
e) menghisap ganja, meliputi perbuatan awal dari menghisap ganja yaitu merokok;
f) menonton pornografi; dan
g) corat-coret tembok sekolah
Kenakalan remaja tersebut timbul karena adanya beberapa sebab antara lain
1. Keadaan Keluarga
2. Keberadaan Pendidikan formal
3. Keadaan masyarakat.
Mengatasi kenakalan remaja dengan cara :
1. Hendaknya orang tua memberikan kasih sayang dan perhatian dalam bentuk apapun
2. Hendaknya komunikasi dengan si remaja senantiasa terjalin dengan baik, agar si remaja selalu merasa tenang karena orang tua selalu mendampingi.
3. Perlu melakukan pengawasan yang penuh dan intensif terhadap media komunikasi seperti tv, internet, radio, handphone, dll.
4. Perlunya pembelanjaran agama yang dilakukan sejak dini, seperti beribadah dan mengunjungi tempat ibadah sesuai dengan iman kepercayaannya.
5. Dan apabila anak suka berkelahi orang tua bisa mengarahkannya pada satu kelompok kegiatan bela diri.
6. Dalam memberikan pengarahan dan pengawasan terhadap remaja yang sedang jatuh cinta, orang tua hendaknya bersikap seimbang, seimbang antara pengawasan dengan kebebasan.

0 komentar:

NTP (Network Time Protocol)

01.01 0 Comments

ntp-logo3.gif

NTP merupakan singkatan dari Network Time Protocol. NTP adalah sebuah protocol yang digunakan untuk melakukan sinkronisasi terhadap penunjuk waktu dalam sebuah jaringan komputer. Proses sinkronisasi ini dilakukan di dalam jalur komunikasi data yang biasany menggunakan protokol komunikasi TCP/IP. Sehingga proses ini sendiri dapat dilihat sebagai proses komunikasi data biasa yang hanya melakukan pertukaran paket-paket data saja.

NTP menggunakan port komunikasi UDP dengan nomor 123. Protokol ini didesain untuk dapat bekerja dengan baik meskipun media komunikasinya bervariasi, mulai dari yang wakt latensinya tinggi hingga yang rendah, mulai dari media kabel sampai dengan media udara. Protokol ini memungkinkan perangkat-perangkat komputer kita untuk tetap dapat melakukan sinkronisasi waktu dengan sangat tepat dalam berbagai media tersebut.

NTP bekerja dengan menggunakan algoritma Marzullo dengan menggunakan referensi skala waktu UTC. Sebuah jaringan NTP biasanya mendapatkan perhitungan waktunya dari sumber waktu yang terpercaya seperti misalnya radio clock atau atomic clock yang terhubung dengan sebuah time server. Kemudian jaringan NTP ini akan mendistribusikan perhitungan waktu akurat ini ke dalam jaringan lain. Sebuah NTP client akan melakukan sinkronisasi dengan NTP server dalam sebuah interval pooling yang biasanya berkisar antara 64 sampai 1024 detik. Namun, waktu sinkronisasi ini bisa berubah secara dramatis bergantung kepada kondisi dan keadaan jaringan yang akan digunakannya.

NTP menggunakan sistem hirarki dalam bekerja dan melakukan sinkronisasinya. Sistem hirarki ini menggunakan istilah Clock stratum atau strata untuk menggambarkan tingkatan-tingkatannya. Di mana clock strata tingkat pertama merupakan perangkat komputer yang melakukan sinkronisasi dengan penghitung waktu eksternal seperti misalnya GPS clock, atomic clock atau radio clock yang sangat akurat. Perangkat berstatus stratum 2 merupakan perangkat yang dikirimi perhitungan waktu oleh stratum 1 secara langsung dengan menggunakan protokol NTP. Begitu seterusnya sistem hirarki berjalan. Parameter kedua, NTP akan melakukan proses komparasi terhadap beberapa perhitungan waktu dari beberapa server. Sebuah perangkat NTP yang memiliki pencatatan waktu yang paling berbeda dengan yang lainnya pasti akan dihindari oleh perangkat- perangkat lainnya, meskipun nilai stratumnya paling rendah daripada mesin yang lain. NTP versi 4 biasanya dapat menjaga ketepatan waktu hingga 10 millisecond 1/100 detik dalam media komunikasi publik atau Internet. Di dalam jaringan lokal yang kondisinya ideal, NTP dapat menjaga ketepatan perhitungannya hingga 20 microsecond atau 1/5000 detik.


Timestamp atau pencatatan waktu yang digunakan oleh protokol NTP adalah sepanjang 64-bit yang terdiri dari 32-bit pertama untuk perhitungan detik, dan 32-bit berikutnya untuk perhitungan pecahan dari satuan detik. Dari spesifikasi ini, maka NTP akan memiliki skala waktu sebesar 2/32 detik atau sebesar 136 tahun dengan berdasarkan perhitungan menggunakan teori resolusi 2-32 detik (sekitar 0.233 nanosecond). Meskipun perhitungan waktu NTP akan kembali berulang ketika sudah mencapai 2-32 , implementasinya dibuat sedemikian rupa sehingga waktu NTP tidak akan terganggu dengan program program penyesuaian waktu lainnya.


Dibawah ini Video NTP Server dan Client,


dan Video NTP Server dan Server.


Terima Kasih Sudah Melihat.

0 komentar:

Supernetting

18.49 0 Comments



Di dalam membuat suatu jaringan komputer yang sangat besar kita perlu mensupernetting jaringan gan alasanya agar:
1.       Umumnya jumlah alamat yang tersedia di dalam kelas A dan B terlalu
besar untuk kebanyakan organisasi.
2.      Sedangkan alamat yang tersedia di dalam kelas C hanya 256, ini terlalu
kecil untuk kebanyakan organisasi.
3.      Mempersingkat routing table sebuah router sehingga menghemat memori
Pada router tersebut.
4.      Menggabungkan jumlah IP yang tidak mencukupi dari sebuah kelas IP Dan
menghindari router.

Supernetting adalah proses menggabungkan dua atau lebih blok IP address menjadi satu kesatuan. Supernetting diterapkan pada network yang cukup besar untuk memudahkan proses routing.Supernetting di sebut juga Classless Inter-Domain Routing atau CIDR.

Subnetting dilakukan untuk tujuan memadukan teknologi dari topologi jaringan yang berbeda, membatasi jumlah node dalam satu segmen jaringan dan mereduksi lintasan transmisi yang ditimbulkan oleh broadcast maupun tabrakan (collision) pada saat transmisi data. Subnetting dilakukan dengan mengambil beberapa bit HOST untuk dijadikan bit NETWORK, sehingga terjadi pemindahan “garis pemisah” antara bit-bit network dengan bit-bit host, dengan memperhatikan kebutuhan jumlah Nomor Host untuk setiap Subnet.

Permasalahan lain yang timbul yaitu suatu network tidak mampu menampung sejumlah Host yang diperlukan (sebagai contoh, jumlah Host maksimum dari kelas C adalah 254 buah), dan jika hal ini terjadi (misalkan jumlah Host yang akan digabung >1000 buah), maka untuk mengatasinya dilakukanlah penggabungan dari beberapa jaringan kelas C.





Gambar 1 Supernetwork dengan anggota > 1000 workstation




 Gambar 2 proses superneting


Prosedur Supernetting :
1.       Pada Supernet bit Host yang bernilai nol semua berfungsi sebagai Supernet Address, bit Host yang bernilai satu semua berfungsi sebagai Broadcast Address. 
2.      Pada proses netmasking, IP-Address untuk Supernet-mask ditentukan dengan mengganti semua bit Network dengan bit 1, dan mengganti semua bit Host (termasuk bit Host yang dipinjam dari bit Network) dengan bit 0.
Contohnya pembentukan supernet dari gabungan 4 buah jaringan Kelas-C dengan meminjam 3 bit Network, maka komposisi bit 1 dan bit 0 pada proses netmasking :
Sebelum Subnetting                : 110nnnnn.nnnnnnnn. nnnnnnnn.hhhhhhhh
Proses netmasking                   : 11111111 . 11111111 . 11111111. 00000000
Subnet-mask Kls-C                  : 255 . 255 . 255 . 0
Setelah Supernetting               : 110nnnnn.nnnnnnnn. nnnnnnhh.hhhhhhhh
Proses netmasking                   : 11111111.11111111.11111100.00000000
Supernet-mask                         : 255 . 255 . 248 . 0

Contoh soal :
Enam buah jaringan Kelas-C dengan Nomor Network 192.168.32, 192.168.33, 192.168.34, 192.168.35, 192.168.36 dan 192.168.37, yang masing-masing memiliki 254 Host, akan digabungkan membentuk suatu Supernet.
a.Tentukan Supernet ID (Address), Host Range dan Supernet Broadcast untuk Supernet tersebut !
Supernet ID (Address), Host Range dan Subnet Broadcast untuk gabungan jaringan tersebut, adalah :
Supernet Address : 192 . 168. 8 . 0
(alternatif lain : 192.168.16.0; 192.168.24.0; 192.168….0;…;
192.168.248.0 )
Broadcast Add: 192.168.15.255
Catatan : Yang dibentuk hanya sebuah Supernet.
Supernetmask : 255 . 255 . 248 . 0
Supernet ID: 192.168.8.0
192.168.8.1
.
.
.
192.168.15.254
Broadcast 192.168.15.255
H o s t Range : 192 . 168. 8. 1 – 192 . 168. 8 . 255 = 255
192 . 168. 9. 0 – 192 . 168. 9 . 255 = 256
192 . 168. 10. 0 – 192 . 168. 10 . 255 = 256
192 . 168. 11. 0 – 192 . 168. 11 . 255 = 256
192 . 168. 12. 0 – 192 . 168. 12 . 255 = 256
192 . 168. 13. 0 – 192 . 168. 13 . 244 = 245 +
———————————————- 1524 host
Supernet Broadcast : 192 . 168. 15 . 255
Host-range yang tersedia : 2046 IP-Address.
Host-range digunakan hanya : 6 x 254 = 1524 IP-Address.
Hasil dari proses Supernetting ini mengubah komposisi antara bit Network dengan bit Host, dengan demikian hal ini akan mempengaruhi nilai Network Address, Broadcast Address dan Subnetmask Jaringan.
Sebagai contoh untuk kasus di atas :
Host dengan IP-Address 192.168.12.81/21 adalah Host yang terdapat pada baris ke 5 dari supernet yang terbentuk. Network Address = 192.168.8.0 ;
Broadcast Address = 192.168.15.255 ; Subnetmask Jaringan = 255.255.248.0
Hal ini bisa juga diperoleh melalui perhitungan sbb. :
Masking 21 bit untuk kelas-C Perhitungan Supernet Mask. : 192.168.12.81/21
IP-Address
192 168 12 81
1100000 10101000 00001100 0 1010001

Supernet Mask
255 255 248 0
11111111 11111111 11111000 00000000

Network Address
192 168 8 0
1100000 10101000 00001000 00000000

Broadcast Address
192 168 15 255
1100000 10101000 00001111 11111111

0 komentar:

VLSM

18.39 0 Comments

v VLSM (Variable Length Subnet Mask)
Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnetmask, berbeda jika menggunakan CIDR dimana suatu Network ID hanya memiliki satu subnetmask saja. VLSM memiliki manfaat untuk mengurangi jumlah alamat yang terbuang.
Pertama, kita cari host yang paling banyak digunakan.yaitu pada LAN4 dengan 58 Host, LAN1 (26 Host), LAN2 (10 Host), LAN3 (10 Host), dan masing-masing WAN 2 Host. Disini diberikan IP 192.168.1.0/24, dan kita akan membaginya dengan VLSM.

NetMaskDesimal
NetMaskBiner
Format CIDR
Jumlah Host
255.255.255.0
11111111.11111111.11111111.00000000
/24
254
255.255.255.128
11111111.11111111.11111111.10000000
/25
126
255.255.255.192
11111111.11111111.11111111.11000000
/26
62
255.255.255.224
11111111.11111111.11111111.11100000
/27
30
255.255.255.240
11111111.11111111.11111111.11110000
/28
14
255.255.255.248
11111111.11111111.11111111.11111000
/29
6
255.255.255.252
11111111.11111111.11111111.11111100
/30
2







    
Menghitung IP untuk LAN4 ( 58 Host )
Jika kita menggunakan /24 tentunya terlalu banyak Host yang tersisa (tidak digunakan), karena kita hanya butuh 58 Host. Kita tentukan subnetmask yang memiliki host lebih dari 58, dilihat dari table diatas yang terpenuhi adalah /26 (62 Host) dengan subnet 255.255.255.192.

Berikut adalah peluang alamat IP yang digunakan dari /26:

Network
IP Range
Broadcast
.0
.1-.62
.63
.64
.65-.126
.127
.128
.129-.190
.191
.192
.193-.254
.255

Untuk 58 Host kita menggunakan IP Address 192.168.1.0/26
Network 192.168.1.0
IP Range 192.168.1.1-192.168.1.62
Broadcast 192.168.1.63

2.     Menghitung IP untuk LAN1 ( 26 Host )
Kita tentukan subnetmask yang memiliki 26 host lebih, dilihat dari table subnetting di atas yang terpenuhi adalah /27 (30 Host) dengan subnet 255.255.255.224.
Karena diLAN4 telah menggunakan IP 192.168.1.0/26 , maka kita akan menggunakan IP dibawahnya yang belum digunakan yaitu 192.168.1.64/26. Seperti cara sebelumnya kita akan merubah subnetmask nya menjadi 255.255.255.224.
berikut kemungkinan IP yang digunakan (/27):

Network
IP Range
Broadcast
.64
.65-.94
.95
.96
.97-.126
.127
.128
.129-.158
.159
.160
.161-.190
.191

Untuk 58 Host kitamenggunakan IP Address 192.168.1.0/27
Network 192.168.1.64
IP Range 192.168.1.65-192.168.1.94
Broadcast 192.168.1.95

3.     Menghitung IP untuk LAN3 ( 10 Host )
Kita tentukan subnetmask yang memiliki 10 host lebih, dilihat dari table subnetting di atas yang terpenuhi adalah /28 (14 Host) dengan subnet 255.255.255.240. Karena diLAN4 telah menggunakan IP 192.168.1.64/27, maka kita akan menggunakan IP dibawahnya yang belum digunakan yaitu 192.168.1.96/27. Seperti cara sebelumnya kita akan merubah subnetmask nya menjadi 255.255.255.240.
Berikut kemungkinan IP yang digunakan (/28):

Network
IP Range
Broadcast
.96
.97-.110
.111
.112
.113-.126
.127
.128
.129-.142
.143
.144
.145-.158
.159

Karena ada 2 LAN yang butuh 10 Host kita menggunakan IP address 192.168.1.96/28 dan 192.168.1.112/28
Network 192.168.1.96
IP Range 192.168.1.97-192.168.1.110
Broadcast 192.168.1.111
Network 192.168.1.112
IP Range 192.168.1.113-192.168.1.126
Broadcast 192.168.1.127

4.     Menghitung WAN untuk LAN2 dan LAN3 ( 2 Host )
Kita tentukan subnetmask yang memiliki 2 host atau lebih, dilihat dari table subnetting di atas yang terpenuhi adalah /30 (2 Host) dengan subnet 255.255.255.252.
Karena di LAN sebelumnya telah menggunakan IP 192.168.1.96/28 dan 192.168.1.112/28, maka kita akan menggunakan IP dibawahnya yang belum digunakan yaitu 192.168.1.128/28. Seperti cara sebelumnya kita akan merubah subnetmasknya menjadi 255.255.255.252.

Berikut kemungkinan IP yang digunakan (/30):
Network
IP Range
Broadcast
.128
.129-.130
.131
.132
.133-.134
.135
.136
.137-.138
.139
.140
.141-.142
.143
.144
.145-.146
.147

Karena ada 3 WAN yang butuh 2 Host kita menggunakan IP address 192.168.1.128/30, 192.168.1.132/30 dan 192.168.136/30
Network 192.168.1.128
IP Range 192.168.1.129-192.168.1.130
Broadcast 192.168.1.131

Network 192.168.1.132
IP Range 192.168.1.133-192.168.1.134
Broadcast 192.168.1.135

Network 192.168.1.136
IP Range 192.168.1.137-192.168.1.138
Broadcast 192.168.1.139

0 komentar: